Selasa, 27 September 2016

Proses Penerbitan Konvensional

Pada modul 5 ini kita akan membahas operasionalisasi rencana. Sebenarnya antara penerbitan konvesional dan penerbitan digital tak banyak berbeda dari sisi operasional. Namun, seperti sudah kita bahas pada Modul 4, ada perbedaan tindakan antara penerbitan konvesional dan penerbitan digital pada tahap cetak dan pascacetak.
Akan tetapi, kita akan menggunakan konsep yang sama untuk operasional dalam penciptaan produk. Relasi dengan kostumer, atau pengguna itulah yang kemudian akan melahirkan apa yang bisa diistilahkan sebagai proses nilai-guna. Kembali untuk sekedar mengiatkan pada pembahasan bahwa setiap program terdiri atas beberapa proyek atau kegiatan.
Kita tahu, setiap terbitan yang dihasilkan perpustakaan itu tentunya dilakukan dengan memperhatikan turut mewujudkan visi dan misi perpustakaan. Oleh sebab itu, bila perpustakaan. Disini akan bertemu dua hal pokok dalam menejemen penerbitan yaitu visi pemimpin atau kepemimpinan dan focus terhadap pengguna perpustakaan. Kepemimpinan itu menjadi penting, karena salah satu fungsi manajemen yaitu penggerakan tergantung pada kepemimpinan. Langkah kerja biasanya diawali dengan menyusun jadwal kerja. Jadwal kerja itu dapat disusun dalam sebuah tabel, seperti yang biasa kita lakukan yang menjelaskan urutan-urutan pekerjaan dan waktu pelaksanaan serta penyelesaiannya.

A.    PRACETAK
Kegiatan pracetak akan dimulai dengan tersediannya naskah untuk diterbitkan. Naskah untuk diterbitkan. Biasanya untuk penerbitan kalawarta yang sudah dikenal, pembaca akan mengirimkan naskah. Bila naska sudah diterima, maka tim redaksi akan mempertimbangkan kelayakan naskah, adakalanya penyunting bahkan memperbaiki judul sehingga menjadi menarik dan membuat orang tertarikuntuk membacanya. Bila naskah sudah jadi, maka ada dua orang yang bekerja yaitu penyunting dan disainer. Penyunting memperbaiki kata dan kalimat, sedangkan disainer menyiapkan disain sampul dan tata letak halaman.
Memang sekarang ini untuk para perancang tata letak terbitan sangat terbantu oleh berbagai aplikasi computer, selain itu, untuk membuat cetak coba-coba dan pengaturan halaman, tersedia pula beberapa perangkat lunak yang biasa dipergunakan oleh para perancang tata letak terbitan. Bila semua itu sudah selesai dilakukan , maka sebenarnya terbitan yang kita buat sudah jadi, hanya belum cetak saja. Ini berarti terbitan kita akan memasuki tahap berikutdari perbitan yakni pencetakan atau tahap cetak.


B.     CETAK

Ada dua kegiatan pokok dalam tahap ini , yakni pencetakan dan penjilitan. Industri percetakan sangat terbantu dengan perkembangan teknologi seperti yang kita alami sekarang. Proses pencetakan untuk penerbitan yang dilakukan perpustakaan pada umumnya menggunakan jasa perusahaan percetakan. Lain halnya bila perpustakaan secara berkala membuat penerbitan dengan tiras per penerbitannya cukup besar, misalnnya 2.500-5.000eksemplar per penerbitan maka akan lebih ekonomis dalam jangka panjang bila memiliki percetakan sendiri.
Bila tiras cetakannya dibawah 200 eksemplar misalnya kita bisa memilih untuk di fotocopy saja atau di-print dengan menggunakan printer laserjet atau deskjet. Karena bila tirasnya kecil saja, tidak ekonomi bila harus di cetak menggunakan jasa percetakan. Selain terbitan tercetak, tentu langkah selanjutnya adalah menjilidnya. Pekerjaan ini pun biasanya menggunakan bagian dari pekerjaan yang dilakukan percetakan. Bila terbitan sudah selesai dicetak dan di jilid, maka langkah berikutnya tentu adalah mendistribusikannya.

C.    PASCACETAK
Tahap terakhir dari proses penerbitan adalah membuat terbitan bisa menjangkau publiknya. Kita bisa meminjam konsp-konsep dalam pemasaran umum untuk proses distribusi terbitan yang kita buat. Menurut Soemanagara (2008:2), pentingnya kta memahami proses komunikasi dalam kegiatan pemasaran ini adalah agar informasi yang kita sampaikan dapat memberikan dampak yang diinginkan dan mencapai sebuah kesamaan kehendak.

Akan halnya terbitan yang kita buat tentu memerlukan kegiatan pemasaran sehingga produk terbitan kita bisa menjangkau khalayak sasarannya. Tentu saja, bagaimana kita mendistribusikannya akan sangat bergantung pada jenis terbitan yang kita buat. Lain halnya bila kita memang membuat terbitan digital, yang biaya distribusinya secara tak langsung menjadi beban mereka yang membutuhkan terbitan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar