Proses
Penerbitan Konvensional
Pada modul 5 ini kita
akan membahas operasionalisasi rencana. Sebenarnya antara penerbitan
konvesional dan penerbitan digital tak banyak berbeda dari sisi operasional.
Namun, seperti sudah kita bahas pada Modul 4, ada perbedaan tindakan antara
penerbitan konvesional dan penerbitan digital pada tahap cetak dan pascacetak.
Akan tetapi, kita akan
menggunakan konsep yang sama untuk operasional dalam penciptaan produk. Relasi
dengan kostumer, atau pengguna itulah yang kemudian akan melahirkan apa yang
bisa diistilahkan sebagai proses nilai-guna. Kembali untuk sekedar mengiatkan
pada pembahasan bahwa setiap program terdiri atas beberapa proyek atau
kegiatan.
Kita tahu, setiap
terbitan yang dihasilkan perpustakaan itu tentunya dilakukan dengan memperhatikan
turut mewujudkan visi dan misi perpustakaan. Oleh sebab itu, bila perpustakaan.
Disini akan bertemu dua hal pokok dalam menejemen penerbitan yaitu visi
pemimpin atau kepemimpinan dan focus terhadap pengguna perpustakaan. Kepemimpinan
itu menjadi penting, karena salah satu fungsi manajemen yaitu penggerakan
tergantung pada kepemimpinan. Langkah kerja biasanya diawali dengan menyusun
jadwal kerja. Jadwal kerja itu dapat disusun dalam sebuah tabel, seperti yang
biasa kita lakukan yang menjelaskan urutan-urutan pekerjaan dan waktu
pelaksanaan serta penyelesaiannya.
A.
PRACETAK
Kegiatan pracetak akan
dimulai dengan tersediannya naskah untuk diterbitkan. Naskah untuk diterbitkan.
Biasanya untuk penerbitan kalawarta yang sudah dikenal, pembaca akan
mengirimkan naskah. Bila naska sudah diterima, maka tim redaksi akan
mempertimbangkan kelayakan naskah, adakalanya penyunting bahkan memperbaiki
judul sehingga menjadi menarik dan membuat orang tertarikuntuk membacanya. Bila
naskah sudah jadi, maka ada dua orang yang bekerja yaitu penyunting dan
disainer. Penyunting memperbaiki kata dan kalimat, sedangkan disainer
menyiapkan disain sampul dan tata letak halaman.
Memang sekarang ini
untuk para perancang tata letak terbitan sangat terbantu oleh berbagai aplikasi
computer, selain itu, untuk membuat cetak coba-coba dan pengaturan halaman,
tersedia pula beberapa perangkat lunak yang biasa dipergunakan oleh para
perancang tata letak terbitan. Bila semua itu sudah selesai dilakukan , maka
sebenarnya terbitan yang kita buat sudah jadi, hanya belum cetak saja. Ini
berarti terbitan kita akan memasuki tahap berikutdari perbitan yakni pencetakan
atau tahap cetak.
B.
CETAK
Ada dua kegiatan pokok dalam tahap ini , yakni
pencetakan dan penjilitan. Industri percetakan sangat terbantu dengan
perkembangan teknologi seperti yang kita alami sekarang. Proses pencetakan
untuk penerbitan yang dilakukan perpustakaan pada umumnya menggunakan jasa
perusahaan percetakan. Lain halnya bila perpustakaan secara berkala membuat penerbitan
dengan tiras per penerbitannya cukup besar, misalnnya 2.500-5.000eksemplar per
penerbitan maka akan lebih ekonomis dalam jangka panjang bila memiliki
percetakan sendiri.
Bila tiras cetakannya dibawah 200 eksemplar misalnya
kita bisa memilih untuk di fotocopy saja atau di-print dengan menggunakan
printer laserjet atau deskjet. Karena bila tirasnya kecil saja, tidak ekonomi
bila harus di cetak menggunakan jasa percetakan. Selain terbitan tercetak,
tentu langkah selanjutnya adalah menjilidnya. Pekerjaan ini pun biasanya
menggunakan bagian dari pekerjaan yang dilakukan percetakan. Bila terbitan
sudah selesai dicetak dan di jilid, maka langkah berikutnya tentu adalah
mendistribusikannya.
C.
PASCACETAK
Tahap terakhir dari
proses penerbitan adalah membuat terbitan bisa menjangkau publiknya. Kita bisa
meminjam konsp-konsep dalam pemasaran umum untuk proses distribusi terbitan
yang kita buat. Menurut Soemanagara (2008:2), pentingnya kta memahami proses
komunikasi dalam kegiatan pemasaran ini adalah agar informasi yang kita
sampaikan dapat memberikan dampak yang diinginkan dan mencapai sebuah kesamaan
kehendak.
Akan halnya terbitan
yang kita buat tentu memerlukan kegiatan pemasaran sehingga produk terbitan
kita bisa menjangkau khalayak sasarannya. Tentu saja, bagaimana kita
mendistribusikannya akan sangat bergantung pada jenis terbitan yang kita buat.
Lain halnya bila kita memang membuat terbitan digital, yang biaya distribusinya
secara tak langsung menjadi beban mereka yang membutuhkan terbitan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar