Selasa, 13 September 2016

PUBLIKASI KARYA MANUSIA

Kita sudah mempelajari bagaimana kita hidup di tengah abad ketika terjadi ledakan informasi yang luar biasa. Produksi informasi manusia sudah mencapai hitungan terabyte.  Manusia memang memiliki naluri untuk mengomunikasikan apa yang terjadi pada dirinya atau yang dipikirkan dan dirasakannya kepada orang lain.
Melalui kegiatan belajar ini, kita akan mempelajari bagaimana dunia penerbitan ini dengan dimulai dari bagaimana manusia mengolah informasi, lalu pemaknaan publikasi melalui penerbitan sebagai tonggak untuk perkembangan peradaban dan terakir kita membahas bagaimana perkembangan teknologi mempengaruhi perkembangan medium pnerbitan atau medium publikasi.

A.    NILAI TAMBAH ISI PENERBITAN
Bila kita melihat dariperspektif manajemen pengetahuan maka kita bisa menemukan bahwa informasi merupakan kumpulan data yang terolah.Lalu kumpulan informasi akan menjadi pengetahuan akan menjadi kearifan (wisdom). Kita juga mengenal buku yang berisi data. Paling muda adalah buku-buku terbitan badan pusat statistic seperti kota bandung dalam angka atau jawa barat dalam angka yang berisi data kependudukan, pendidikan, ekonomi, social-budaya dan politik.
Penerbitan merupakan proses memberikan nilai tambah atas bahan baku yang dijadikan isi terbitan. Katakanlah fakta yang terserak, kemudian disatukan dalam stau terbitan semacam factbook tentu sangat membantu pembacanya. Nilai tambah isi terbitan itu hendaknya menjadi acuan dalam mempertimbangkan penerbitan. Kalau kita ingat pada berbagai kisah yang melukiskan bagaimana seseorang melakukan kegiatan yang sulit untuk memperoleh buku, biasanya buku langka, tentunya karena buku itu memberikan nilai tambah.
Semangat untuk memberikan nilai tambah pada terbitan itulah yang membuat sejumlah hasil terbitan khususnya buku kemudian mempengaruhi perjalanan manusia.

B.     MAKNA PUBLIKASI BAGI PERKEMBANGAN PERADABAN

Publikasi buah piker manusia yang kemudian diterbitkan banyak yang mengubah peradaban manusia. Penerbitan yang mengubah wajah peradaban itu tak lepas dari revolusi besar dalam dunia informasi yakni penemuan cetak oleh yohanes Gutenberg Tahun 1455 yang dipergunakan pertama kalinya untuk mencetak 200 eksemplar kitap injil. Apalagi sejak abad ke-16 dan 17, upaya menyempurnakan mesin cetak sudah menunjukkan hasilnya dan kertaspun lebih muda diperoleh membuat dunia penerbitan menjadi berkembang pesat.
Sejarah mencatat, 11 tahun setelah mesin cetak ditemukan, penerbitan berdiri di Basel, Swiss. Menyusul kemudian di Roma, Paris, Pilsen, Venesia, Krakow, Leuven, Venecia, Buda, Westminterdan Praha. Pada tahun 1500 tercatat ada 250 percetakan di Eropa. Sedangkan di Asia, mesian cetak sebetulnya sudah dipergunakan sejak abad ke-8, Khususnya di Cina dan Jepang. Sedangkan mesin yang serupa dengan dikembangkan Gutenberg, dikembangkan di korea pada abad ke-15, jadi kurang lebih sejaman dengan penemuan mesin cetak di Eropa.
Dunia penerbitan menyediakan medium yang memungkinkan terjadinya pertukaran gagasan di tengah masyarakat sehingga mendorong pemikiran. Pada bagian selanjutnya kita akan melihat bagaimana dunia penerbitan dipengaruhi perkembangan teknologi

C.    PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN MEDIUM PUBLIKASI
            Membaca Koran atau majalah di ponsel kini semakin banyak saja dilakukan. Teknologi yang mendorong medium publikasi makin variatif itu dengan sendirinya makin memperluas jangkauan public yang dialami. Pada sisi lain, teknologi percetakan sendiri sudah semakin maju dibandingkan dengan saat pertama kali dilakukan oleh Gutenberg.
            KATEGORI PENERBITAN
            Bila pada kegiatan sebelumnya kita lebih banyak mengungkap sejarah social penerbitan dan aspek teknis penerbitan, maka pada kegiatan belajar kali ini kita mempelajari sisi apa yang dipublikasikan. Bahkan mungkin kini sudah terbiasa pula membaca Koran dengan menggunakan ponsel atau computer yang terhubung internet. Kita juga bisa melakukan penilaian mana buku yang bagus yang layak dan bahkan harus dibaca. Mana juga buku yang jelek, tidak bermakna dan bahkan tidak harus dibaca.

A.    TIPE PENERBITAN DAN KEBUTUHAN PENGGUNA

            Menurut Harrison & Oates (1981:169), perpustakaan saat ini sudah menjadi bagian dari ”industry komunikasi”, dengan memberikan layanan informasi yang diberikan yang dibutuhkan dalam industry tersebut. Yusuf (2009:340) mengurai fungsi yang berkaitan dengan informasi ini dengan mengaitkan pada tugas dan kedudukan perpustakaan. Informasi terbut haruslah berfungsi edukatif, informatif, rekreatif, bahkan dapat dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Bukan sekedar informasi yang disusun untuk memuaskan penyusunnya karena sudah dianggap sudah menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya.

B.     PENERBITAN BERKALA

            Apa yang dimaksut dengan penerbitan berkala ? penerbitan berkala bisa kita nyatakan sebagai bagian dari penerbitan serial. Penerbitan berkala bisa kita nyatakan sebagai bagian dari penerbitan serial. Penerbitan berkala diberi batasan sebagai salah satu bentuk penerbitan dengan judulnya sendiri. Contoh paling mudah untuk penerbitan berkala ini adalah majalah dan surat kabar. Selain itu, kita bisa menunjuk jurnal ilmiah atau terbitan akademis.
            Lain halnya dengan terbitan kalawarta, penerbitan bibliografi seperti bibliografi ilmu komunikasi, bibliografi penelitian kelapa sawit, atau bibliografi penelitian keagamaan di Indonesia akan memerlukan pekerjaan yang lebih berat dibandingkan dengan pekerjaan membuat kalawarta. Tentu saja penyusunan naskah yang akan terbitkan dalam bentuk bibliografi itu tidak sesederhana menulis naskah untuk kalawarta.

C.    PENERBITAN NON-BERKALA

            Dalam mengawali pembahasan mengenai penerbitan nonberkala ini dengan mengutip definisi tua yang dikutip UNESCO tahun 1962. Definisi tersebut bahwa menyatakan bahwa penerbitan nonberkala adalah satu karya yang diterbitkan semuanya pada satu waktu yang samaatau berdasarkan volumenya baik dengan interval waktu yang tak teratur maupun teratur namun tetap pada rentang waktu satu tahun atau lebih (semua buku tahunan, baik bernomor maupun tidak, dipandang sebagai penerbitan nonberkala).

            Melalui pembahasan atas beberapa bentuk penerbitan untuk penerbitan nonberkala ini, kita sudah mengetahui sejumlah produk penerbitan konvensional dan digital yang dihasilkan perpustakaan. Penerbitan – penerbitan tersebut dilakukan sebagai wahana komunikasi antara perpustakaan dan komunikasinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar