PUBLIKASI KARYA MANUSIA
Kita
sudah mempelajari bagaimana kita hidup di tengah abad ketika terjadi ledakan
informasi yang luar biasa. Produksi informasi manusia sudah mencapai hitungan terabyte. Manusia memang memiliki
naluri untuk mengomunikasikan apa yang terjadi pada dirinya atau yang
dipikirkan dan dirasakannya kepada orang lain.
Melalui
kegiatan belajar ini, kita akan mempelajari bagaimana dunia penerbitan ini
dengan dimulai dari bagaimana manusia mengolah informasi, lalu pemaknaan
publikasi melalui penerbitan sebagai tonggak untuk perkembangan peradaban dan
terakir kita membahas bagaimana perkembangan teknologi mempengaruhi
perkembangan medium pnerbitan atau medium publikasi.
A.
NILAI
TAMBAH ISI PENERBITAN
Bila
kita melihat dariperspektif manajemen pengetahuan maka kita bisa menemukan
bahwa informasi merupakan kumpulan data yang terolah.Lalu kumpulan informasi
akan menjadi pengetahuan akan menjadi kearifan (wisdom). Kita juga mengenal buku yang berisi data. Paling muda
adalah buku-buku terbitan badan pusat statistic seperti kota bandung dalam
angka atau jawa barat dalam angka yang berisi data kependudukan, pendidikan,
ekonomi, social-budaya dan politik.
Penerbitan
merupakan proses memberikan nilai tambah atas bahan baku yang dijadikan isi
terbitan. Katakanlah fakta yang terserak, kemudian disatukan dalam stau
terbitan semacam factbook tentu
sangat membantu pembacanya. Nilai tambah isi terbitan itu hendaknya menjadi
acuan dalam mempertimbangkan penerbitan. Kalau kita ingat pada berbagai kisah
yang melukiskan bagaimana seseorang melakukan kegiatan yang sulit untuk
memperoleh buku, biasanya buku langka, tentunya karena buku itu memberikan
nilai tambah.
Semangat
untuk memberikan nilai tambah pada terbitan itulah yang membuat sejumlah hasil
terbitan khususnya buku kemudian mempengaruhi perjalanan manusia.
B.
MAKNA
PUBLIKASI BAGI PERKEMBANGAN PERADABAN
Publikasi buah piker manusia yang
kemudian diterbitkan banyak yang mengubah peradaban manusia. Penerbitan yang
mengubah wajah peradaban itu tak lepas dari revolusi besar dalam dunia
informasi yakni penemuan cetak oleh yohanes Gutenberg Tahun 1455 yang
dipergunakan pertama kalinya untuk mencetak 200 eksemplar kitap injil. Apalagi
sejak abad ke-16 dan 17, upaya menyempurnakan mesin cetak sudah menunjukkan
hasilnya dan kertaspun lebih muda diperoleh membuat dunia penerbitan menjadi
berkembang pesat.
Sejarah mencatat, 11 tahun setelah
mesin cetak ditemukan, penerbitan berdiri di Basel, Swiss. Menyusul kemudian di
Roma, Paris, Pilsen, Venesia, Krakow, Leuven, Venecia, Buda, Westminterdan
Praha. Pada tahun 1500 tercatat ada 250 percetakan di Eropa. Sedangkan di Asia,
mesian cetak sebetulnya sudah dipergunakan sejak abad ke-8, Khususnya di Cina
dan Jepang. Sedangkan mesin yang serupa dengan dikembangkan Gutenberg,
dikembangkan di korea pada abad ke-15, jadi kurang lebih sejaman dengan
penemuan mesin cetak di Eropa.
Dunia penerbitan menyediakan medium
yang memungkinkan terjadinya pertukaran gagasan di tengah masyarakat sehingga
mendorong pemikiran. Pada bagian selanjutnya kita akan melihat bagaimana dunia
penerbitan dipengaruhi perkembangan teknologi
C.
PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI DAN MEDIUM PUBLIKASI
Membaca Koran atau majalah di ponsel
kini semakin banyak saja dilakukan. Teknologi yang mendorong medium publikasi
makin variatif itu dengan sendirinya makin memperluas jangkauan public yang
dialami. Pada sisi lain, teknologi percetakan sendiri sudah semakin maju
dibandingkan dengan saat pertama kali dilakukan oleh Gutenberg.
KATEGORI
PENERBITAN
Bila pada kegiatan sebelumnya kita
lebih banyak mengungkap sejarah social penerbitan dan aspek teknis penerbitan,
maka pada kegiatan belajar kali ini kita mempelajari sisi apa yang
dipublikasikan. Bahkan mungkin kini sudah terbiasa pula membaca Koran dengan
menggunakan ponsel atau computer yang terhubung internet. Kita juga bisa
melakukan penilaian mana buku yang bagus yang layak dan bahkan harus dibaca.
Mana juga buku yang jelek, tidak bermakna dan bahkan tidak harus dibaca.
A.
TIPE
PENERBITAN DAN KEBUTUHAN PENGGUNA
Menurut
Harrison & Oates (1981:169), perpustakaan saat ini sudah menjadi bagian
dari ”industry komunikasi”, dengan memberikan layanan informasi yang diberikan
yang dibutuhkan dalam industry tersebut. Yusuf (2009:340) mengurai fungsi yang
berkaitan dengan informasi ini dengan mengaitkan pada tugas dan kedudukan
perpustakaan. Informasi terbut haruslah berfungsi edukatif, informatif,
rekreatif, bahkan dapat dipergunakan untuk kepentingan penelitian. Bukan
sekedar informasi yang disusun untuk memuaskan penyusunnya karena sudah
dianggap sudah menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya.
B.
PENERBITAN
BERKALA
Apa
yang dimaksut dengan penerbitan berkala ? penerbitan berkala bisa kita nyatakan
sebagai bagian dari penerbitan serial. Penerbitan berkala bisa kita nyatakan
sebagai bagian dari penerbitan serial. Penerbitan berkala diberi batasan
sebagai salah satu bentuk penerbitan dengan judulnya sendiri. Contoh paling
mudah untuk penerbitan berkala ini adalah majalah dan surat kabar. Selain itu,
kita bisa menunjuk jurnal ilmiah atau terbitan akademis.
Lain
halnya dengan terbitan kalawarta, penerbitan bibliografi seperti bibliografi ilmu
komunikasi, bibliografi penelitian kelapa sawit, atau bibliografi penelitian
keagamaan di Indonesia akan memerlukan pekerjaan yang lebih berat dibandingkan
dengan pekerjaan membuat kalawarta. Tentu saja penyusunan naskah yang akan
terbitkan dalam bentuk bibliografi itu tidak sesederhana menulis naskah untuk
kalawarta.
C.
PENERBITAN
NON-BERKALA
Dalam
mengawali pembahasan mengenai penerbitan nonberkala ini dengan mengutip
definisi tua yang dikutip UNESCO tahun 1962. Definisi tersebut bahwa menyatakan
bahwa penerbitan nonberkala adalah satu karya yang diterbitkan semuanya pada
satu waktu yang samaatau berdasarkan volumenya baik dengan interval waktu yang
tak teratur maupun teratur namun tetap pada rentang waktu satu tahun atau lebih
(semua buku tahunan, baik bernomor maupun tidak, dipandang sebagai penerbitan
nonberkala).
Melalui
pembahasan atas beberapa bentuk penerbitan untuk penerbitan nonberkala ini,
kita sudah mengetahui sejumlah produk penerbitan konvensional dan digital yang
dihasilkan perpustakaan. Penerbitan – penerbitan tersebut dilakukan sebagai
wahana komunikasi antara perpustakaan dan komunikasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar